Well, kembali mengingat masa lalu,
seorang teman yang mampu membuat tawa dan beberapa perasaan lainnya sekarang
ini. Kejadian-kejadian dulu yang membuat gue sampai tidak mau berangkat sekolah
karena harus menyaksikan tingkahnya yang menyebalkan. Setiap hari pasti diisi
dengan kejadian tidak menyenangkan, dan harus berantem. tapi dia teman SMA gue yang selalu mengisi diary gue selama 3
tahun masa SMA, bukan karena gue menyukainya, sebaliknya, gue merasa sangat
kesal padanya. Dulu, kami tidak pernah akrab, tidak pernah tertawa lepas,
bayangkan saja, waktu kelas 1 SMA dia adalah alasan yang membuat gue malas
pergi kesekolah. Ketika pada umumnya anak-anak dikelas punya HP dan gue
menyimpan semua nomor mereka, namun gue tidak melakukan hal yang sama kepada
dia.
Namanya bahkan lebih sering gue sebutkan dalam diary gue
sebelumnya dibandingkan dengan cowok yang gue sukai saat itu, miris banget. Dia
menjadi musuh gue dalam minggu pertama kami sekolah, dimulai dengan sifatnya
yang tidak gue sukai, hingga pada salam pertama yang dia ucapkan kepada gue,
kata-kata dengan nada memerintah dan tidak sopan. Kelas 1 SMA penuh dengan
masa-masa menyebalkan antara gue dengan dia. Dia bahkan menganggap gue
laki-laki dan memanggil gue dengan sebutan laki-laki, “ANG”. Menyebalkan., hal
itu di mulai semenjak dia tahu bahwa gue bisa memainkan gitar dan
bermain catur, Emang karena gue bisa main
gitar, bisa main catur, trus lo lansung cap gue sebagai cowok?! Banyak tau
cewek lain yang juga jago main gitar, nggak menjadikan dia laki-laki, kan? Primitive!
J
Hubungan kami dipenuhi dengan Chaos.. haha
Awalnya dia selalu mengganggu ketenangan hidupgue dikelas,
hingga kemudian dia sering melamun dan tidak mengganggu gue, bahkan tidak berbicara,
gue mulai cemas, bukan karena gue di cuekkin, namun lebih karena khawatir.
Hubungan yang aneh bukan? Kemudian kami bertengkar lagi, kali ini tidak terlalu
menjadi beban untuk gue.. karena gue bisa membalasnya dan dia tertawa! Haha
sebegitu tabjunya gue. Hingga kemudian dia kecelakaan dan tidak masuk sekolah
sampai 1 minggu. Jujur, gue merasa kehilangan, maksudgue kehilangan musuh, yang
menghadirkan warna hitam dalam hari-hari gue. Hingga kemudian dia kembali
sekolah, gue ingat saat pertama kali gue melihatnya di gerbang sekolah setelah
lama dia absen masuk sekolah, gue merasa sangat senang, gue tidak mengerti
perasaan senang saat itu, padahal gue tahu ketika dia datang, maka itu akan
memperpendek umurgue karena gue akan berteriak dan marah lagi.. entahlah, gue
merasa senang saat itu. Gue geli sendiri melihat dia yang kakinya sakit dan
menjadi orang yang harus mengandalkan orang lain untuk bisa bergerak, yang saat
itu menjadi teman baiknya. Dan tentu saja saat itu dia menjadi tidak berdaya
untuk melawan gue.. dalam satu hari dia bisa memanggil nama gue dengan baik,
tentu saja karena dia butuh catatan gue.. beuh!
Kemudian kembali lagi menjadi hari-hari yang penuh chaos.. tapi
itu tidak seburuk pada saat kami di awal kelas 1. Bahkan kami berada dalam 1
kelompok belajar, dia juga pernah datang kerumah meminjam catatan, bahkan juga,
kami di ceng-cengin sama teman-teman satu kelas. Tapi, tentu saja gue tidak
mengubrisnya, karena menurut gue, gue tidak menyukainya dalam artian ‘love’,
meskipun hubungan kami cukup membaik. Kemudian pada saat naik kelas, maka yang
menjadi harapan gue adalah kami tidak berada dalam kelas yang sama karena gue
saat itu juga IPS dan begitu juga dengan dia. Dan Yippi, kami memang tidak
sekelas, tpi semnjak itu, kami bahkan sangat jarang berkomunikasi, gue kemudian
juga tidak tahu, itu hal yang baik atau buruk.. hahha
Hingga kemudian kami dipertemukan lagi, hahaaha.. maksud gue,
kami satu les, dan pada saat itu, gue semakin kesal, bukan karena berantemnya,
tapi karena cara dia ngomong dan bersikap ke gue, yang masih bro-men. Gue sebel
dan juga pada saat itu merasa sedih, kenapa sih dia harus begitu, sedangkan
sama teman-teman lainnya dia bisa bersikap biasa..
Selama SMA hubungan menjadi naik turun tidak jelas, maksudnya
hubungan pertemanan kami tentu saja. Kemudian ketika gue sudah kuliah, dan kita
benar-benar berpisah, sesuatu yang dulunya tidak pernah gue bayangkan terjadi..
ya, kami bisa berkomunikasi secara normal di media komunikasi entah itu telpon,
dan juga internet. Dia juga bahkan menelpon gue dan kami bicara banyak, gue
juga mengungkapkan apa yang gue rasakan selama 3 tahun berada dalam 1 SMA
dengan dia. Bagaimana gue merasa kesal, dan sikap dia yang tidak gue sukai dan
beberapa hal yang gue sukai. Menyenangkan sekali, gue tidak pernah membayangkan
itu terjadi.. gue senang, tapi tentu saja dia tetap memanggilgue dengan
panggilan favoritnya dan sekaligus sangat gue benci,”ANG”. Dia berbicara
seolah-olah kami adalah teman cowok, menyebalkan, ada seorang cowok yang dengan
keuhkeuh tetap menganggap gue laki-laki!
Oh iya, adiknya kemudian juga diterima di UI, jurusan akuntansi,
jurusan yang dulunya sangat gue inginkan.. gue bertemu dengan adiknya, bahkan
kami cukup akrab untuk ukuran orang yang tidak pernah berbicara selama ini.. gue
melihat sisi lainnya dari cowok 4 dimensi seperti dia.. hahha.. tetap saja gue,
sepanjang kesadaran gue sekarang, gue tidak mempunyai perasaan special seperti
yang dulu sering dikatakan teman-teman gue di sekolah, Bagi gue, itu tidak akan
terjadi antara gue dan dia… hahaha… gue senang menjadi temannya, dan gue rasa
cukup sampai disitu..
Ternyata, seburuk apapun itu pada awalnya, harus bersyukur sama
Allah, karena beberapa tahun kedepannya masih berguna, setidaknya menghadirkan
perasaan senang saat mengingatnya.. hahaha
Hah… gue senang hari ini bisa bercerita banyak tentang sesuatu, See
You… J