Saya punya seorang sahabat yang
menurut saya perempuan yang sangat unik. Pertama kali mengenalnya adalah saat
kami sama-sama berada di kelas 2 SMP. Memang pada waktu, kami tidak berada
dalam kelas yang sama, namun kecintaan akan komik, novel membuat kami bisa
berkenalan, bahkan pada waktu itu dia pernah membaca novel yang saya tulis
sendiri, dan menurut saya masih sangat awam.
kelas 3 SMP pun
kami tidak berada dalam kelas yang sama, namun sedikitnya saya mengenal
kepribadian dia sebagai anak yang cerdas, terlebih pada waktu itu kami berada
di kelas yang bisa dikatakan diunggulkan di SMP itu.
SMA, kami
kembali satu sekolah, dan kali ini berada dalam 1 kelas yang sama, 1C atau yang
biasa kami sebut dengan X.C. Menurut saya, dia dengan cepat merasa nyaman di
dalam kelas itu, dan sebaliknya dengan saya. saya merasa orang-orang yang
berada dikelas itu terlalu kaku, pendiam, dan terlihat sangat akademisi. Sampai
senior kami yang dulunya kelas X.C juga berpenampilan dan memberikan kesan yang
sama. Saya merasa tidak betah dengan lingkungan seperti itu dan lebih
memilih bermain dan bergaul dengan X.E yang menurut saya anak-anaknya lebih
heboh dan menyenangkan, terlebih disitu juga ada sahabat saya.
Waktu berlalu,
dan saya mulai merasa nyaman dengan lingkungan X.C namun, saat itu saya
bukanlah sahabat baiknya, kami bergaul, namun hanya sebatas teman. Tidak ada
pembicaraan yang bersifat pribadi, dan bisa dikatakan kami berada dalam
lingkungan geng yang berbeda. Dia adalah tipikal anak pintar, terlebih
pelajaran IPA, sedangkan saya sebaliknya lebih menguasai pelajaran IPS. Hobinya
dan kecintaan akan Jepang membuat dia menjadi perhatian dari guru bahasa jepang
kami saat itu. Terlebih ketika dia mencoba berbicara bahasa Jepang pada waktu
pelajaran Bahasa Jepang. kami diajarkan hal yang sama, "Ohayou Gozaimashu,
watashi wa ... Desu" tapi begitu dia yang melontarkannya, terdengar begitu
baik dan seperti orang Jepang asli, dan sensei kami pun menyukainya. Pelajaran
Bahasa Jepang berikutnya dia juga memberikan contoh yang baik, termasuk dalam
menghapal Katakana dan Hiragana, juga bahkan ikut lomba Kana Kontes yang
diadakan oleh sebuah Universitas di Padang.
Dia adalah sosok
yang waktu itu cukup saya kagumi. Dia juga punya suara yang bagus, bisa
menyanyi dan menari dengan baik, sungguh menyenangkan bisa menjadi dia.. tapi
saya juga sangat senang dengan masa-masa SMA saya, meskipun pada saat itu dia
masih bukanlah salah satu orang yang bisa saya sebut sebagai sahabat.
Kuliah, kami
kembali dipertemukan, dan sama-sama diterima di Universitas dan fakultas yang
sama, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia. Saya
diterima di jalur Undangan, dan dia melalui tes UMB. Saya di Jurusan Kriminologi,
dan dia di Jurusan Ilmu Administrasi Fiskal. Kami kemudian sama-sama tinggal di
asrama UI, dan bahkan berada di lantai yang sama, meskipun sistem penempatan
kamar adalah dengan cara diacak. Hingga kemudian, perlahan kami mulai dekat,
mungkin awalnya bukan karena keinginan untuk saling mendekatkan diri, namun
keadaan yang membuatnya menjadi demikian. Anak daerah, satu SMA, dan tentu saja
kami harus lebih dekat
Waktu kembali
membuat kejutan indah, dengan membuat kami semakin dekat, dan memutuskan untuk
mencari kosan bersama, saya, dia, dan 2 orang teman lainnya yang sama-sama
berasal dari Sumatera Barat. Kami kemudian berada di kosan yang sama, Wisma
Regita. perlahan kami mulai menjadi sangat dekat, merayakan ulang tahun bersama
dan lainnya tentu saja, perlahan walaupun tidak terucap, mengikrarkan diri
menjadi sahabat, karena sudah menjadi keluarga kedua. Tempat mengadu keluh
kesah, ketika orang lainnya bercerita kepada orangtua mereka sepulang kuliah,
maka kami saling bercerita satu sama lainnya, bahkan, mereka sangat kenal
dengan teman-teman bahkan dosen saya di kriminologi walaupun tidak pernah
bertemu.
Saya sangat
bersyukur bisa mengenal mereka bertiga. banyak hal yang sudah kami lalui
bersama. Dia pernah bilang kalau saya memberikan dia semangat dan kadang
menjadi contoh, hal yang sangat mengharukan bagi saya. Mengingat bahwa dia juga
sosok yang saya kagumi. Sayangnya, dalam beberapa hal, dia belakangan menjadi
rendah diri, atau lebih tepatnya minderan. Padahal dia memiliki banyak
kemampuan yang sangat luar biasa bagi saya. Dia teguh memegang prinsipnya,
katanya dia agak kurang baik dalam memahami etika pergaualan, namun berapa
tahun kami berkenalan, saya melihat banyak kemajuan dari dia. jujur, saya
pernah merasa kesal kepadanya, itu pasti dalam pergaulan, tapi akan dengan
sangat cepat saya bisa melupakan kekesalan itu.
Dia adalah teman
bicara yang menyenangkan, sholehah, sangat sayang dengan orangtua meskipun dia
bukanlah tipikal yang akan mengungkapkan dengan mencium orangtuanya, meskipun
kadang terkesan cuek, tapi menurut saya itu karena dia terbilang orang yang
susah untuk mengungkapkan apa yang dia rasakan.
Beruntung dan
merasa bersyukur, Allah mengirimkan dia menjadi salah seorang sahabat saya yang
selalu mengingatkan saya akan banyak hal-hal baik, membuat saya bisa tersenyum
dan merasa senang setiap kali melihat dia, meskipun beberapa kali dia bilang
dia tidak manis, tapi sebenarnya dia manis..
Terima kasih
sahabat, semoga kamu menjadi orang yang selalu bersemangat, dan akan selalu
seperti itu, jujur saja, banyak orang yang bisa kamu kalahkan kalau kamu mau
berusaha sedikiiit saja.. hehe..
ya ampuuun, kaya apa sih greenbee itu? haha, jadi penasaran xD
BalasHapusYaampun ada si Onah yang komen di sini :P
BalasHapus