Cerita Aku, Kamu, Dia dan Mereka

To accomplish great things, we must not only act, but also dream; not only plan, but also believe.

Jumat, 24 Agustus 2012

Greenbee


Saya punya seorang sahabat yang menurut saya perempuan yang sangat unik. Pertama kali mengenalnya adalah saat kami sama-sama berada di kelas 2 SMP. Memang pada waktu, kami tidak berada dalam kelas yang sama, namun kecintaan akan komik, novel membuat kami bisa berkenalan, bahkan pada waktu itu dia pernah membaca novel yang saya tulis sendiri, dan menurut saya masih sangat awam.

kelas 3 SMP pun kami tidak berada dalam kelas yang sama, namun sedikitnya saya mengenal kepribadian dia sebagai anak yang cerdas, terlebih pada waktu itu kami berada di kelas yang bisa dikatakan diunggulkan di SMP itu.

SMA, kami kembali satu sekolah, dan kali ini berada dalam 1 kelas yang sama, 1C atau yang biasa kami sebut dengan X.C. Menurut saya, dia dengan cepat merasa nyaman di dalam kelas itu, dan sebaliknya dengan saya. saya merasa orang-orang yang berada dikelas itu terlalu kaku, pendiam, dan terlihat sangat akademisi. Sampai senior kami yang dulunya kelas X.C juga berpenampilan dan memberikan kesan yang sama. Saya  merasa tidak betah dengan lingkungan seperti itu dan lebih memilih bermain dan bergaul dengan X.E yang menurut saya anak-anaknya lebih heboh dan menyenangkan, terlebih disitu juga ada sahabat saya.

Waktu berlalu, dan saya mulai merasa nyaman dengan lingkungan X.C namun, saat itu saya bukanlah sahabat baiknya, kami bergaul, namun hanya sebatas teman. Tidak ada pembicaraan yang bersifat pribadi, dan bisa dikatakan kami berada dalam lingkungan geng yang berbeda. Dia adalah tipikal anak pintar, terlebih pelajaran IPA, sedangkan saya sebaliknya lebih menguasai pelajaran IPS. Hobinya dan kecintaan akan Jepang membuat dia menjadi perhatian dari guru bahasa jepang kami saat itu. Terlebih ketika dia mencoba berbicara bahasa Jepang pada waktu pelajaran Bahasa Jepang. kami diajarkan hal yang sama, "Ohayou Gozaimashu, watashi wa ... Desu" tapi begitu dia yang melontarkannya, terdengar begitu baik dan seperti orang Jepang asli, dan sensei kami pun menyukainya. Pelajaran Bahasa Jepang berikutnya dia juga memberikan contoh yang baik, termasuk dalam menghapal Katakana dan Hiragana, juga bahkan ikut lomba Kana Kontes yang diadakan oleh sebuah Universitas di Padang.

Dia adalah sosok yang waktu itu cukup saya kagumi. Dia juga punya suara yang bagus, bisa menyanyi dan menari dengan baik, sungguh menyenangkan bisa menjadi dia.. tapi saya juga sangat senang dengan masa-masa SMA saya, meskipun pada saat itu dia masih bukanlah salah satu orang yang bisa saya sebut sebagai sahabat.

Kuliah, kami kembali dipertemukan, dan sama-sama diterima di Universitas dan fakultas yang sama, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia. Saya diterima di jalur Undangan, dan dia melalui tes UMB. Saya di Jurusan Kriminologi, dan dia di Jurusan Ilmu Administrasi Fiskal. Kami kemudian sama-sama tinggal di asrama UI, dan bahkan berada di lantai yang sama, meskipun sistem penempatan kamar adalah dengan cara diacak. Hingga kemudian, perlahan kami mulai dekat, mungkin awalnya bukan karena keinginan untuk saling mendekatkan diri, namun keadaan yang membuatnya menjadi demikian. Anak daerah, satu SMA, dan tentu saja kami harus lebih dekat

Waktu kembali membuat kejutan indah, dengan membuat kami semakin dekat, dan memutuskan untuk mencari kosan bersama, saya, dia, dan 2 orang teman lainnya yang sama-sama berasal dari Sumatera Barat. Kami kemudian berada di kosan yang sama, Wisma Regita. perlahan kami mulai menjadi sangat dekat, merayakan ulang tahun bersama dan lainnya tentu saja, perlahan walaupun tidak terucap, mengikrarkan diri menjadi sahabat, karena sudah menjadi keluarga kedua. Tempat mengadu keluh kesah, ketika orang lainnya bercerita kepada orangtua mereka sepulang kuliah, maka kami saling bercerita satu sama lainnya, bahkan, mereka sangat kenal dengan teman-teman bahkan dosen saya di kriminologi walaupun tidak pernah bertemu.

Saya sangat bersyukur bisa mengenal mereka bertiga. banyak hal yang sudah kami lalui bersama. Dia pernah bilang kalau saya memberikan dia semangat dan kadang menjadi contoh, hal yang sangat mengharukan bagi saya. Mengingat bahwa dia juga sosok yang saya kagumi. Sayangnya, dalam beberapa hal, dia belakangan menjadi rendah diri, atau lebih tepatnya minderan. Padahal dia memiliki banyak kemampuan yang sangat luar biasa bagi saya. Dia teguh memegang prinsipnya, katanya dia agak kurang baik dalam memahami etika pergaualan, namun berapa tahun kami berkenalan, saya melihat banyak kemajuan dari dia. jujur, saya pernah merasa kesal kepadanya, itu pasti dalam pergaulan, tapi akan dengan sangat cepat saya bisa melupakan kekesalan itu.

Dia adalah teman bicara yang menyenangkan, sholehah, sangat sayang dengan orangtua meskipun dia bukanlah tipikal yang akan mengungkapkan dengan mencium orangtuanya, meskipun kadang terkesan cuek, tapi menurut saya itu karena dia terbilang orang yang susah untuk mengungkapkan apa yang dia rasakan.

Beruntung dan merasa bersyukur, Allah mengirimkan dia menjadi salah seorang sahabat saya yang selalu mengingatkan saya akan banyak hal-hal baik, membuat saya bisa tersenyum dan merasa senang setiap kali melihat dia, meskipun beberapa kali dia bilang dia tidak manis, tapi sebenarnya dia manis..

Terima kasih sahabat, semoga kamu menjadi orang yang selalu bersemangat, dan akan selalu seperti itu, jujur saja, banyak orang yang bisa kamu kalahkan kalau kamu mau berusaha sedikiiit saja.. hehe.. 



2 komentar:

  1. ya ampuuun, kaya apa sih greenbee itu? haha, jadi penasaran xD

    BalasHapus
  2. Yaampun ada si Onah yang komen di sini :P

    BalasHapus

silahkan berikan komentar


Powered By Blogger