Cerita Aku, Kamu, Dia dan Mereka

To accomplish great things, we must not only act, but also dream; not only plan, but also believe.

Sabtu, 28 April 2012

Bongkar Gudang

bongkar-bongkar file, nemuin gambar ini :)
teman-teman tersayang waktu SMA,
gambar ini dibikinin sama Milda sebagai hadiah ulang tahun dari kami untuk Hilda.



Gambarannya tepat banget, jadi keliatan pribadi masing-masing. :)
dari ujung kiri Ifne, Rahma, Echa, gue, Hilda..

jadi kangen mereka :)

-R.A.N-


Ini bukan sekedar cerita cinta
Tapi cerita aku, kamu, dia dan mereka
 yang memberikan aku duka,
Juga  yang membuatku tersenyum bahagia

Hari ini, dibawah langit senja, di dalam kotak segitiga
Tiba-tiba aku kehilangan kata-kata
Tidak bisa membedakan mana yang dimaksud dengan cinta
Mana yang dimaksud dengan kakaguman yang luar biasa
Aku, lagi-lagi tidak bisa membedakannya
Dan itu akan membuatnya terkubur
Tanpa pernah mencoba subur

Tidak tahu apakah hal ini baik
Atau malah sebaliknya



Ketika Semuanya Berakhir Indah



            Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh sebagian besar teman-teman ARC FISIP UI. Gue, meskipun belakangan ini disibukkan oleh kegiatan penelitian ARC  kelompok 1 SG, menyempatkan datang ke rapat H-1. Dari rapat kemaren terlihat bahwa persiapan panitia memang benar-benar baik. Gue, meskipun tidak melakukan apa-apa tetap bersemangat untuk besoknya, terlebih kemudian gue menjadi moderator acara talkshow.

            Malam itu, gue nggak bisa tidur. Bukan karena grogi atau semacamnya, tapi malam itu lagi kecanduan nulis, -nulis tugas dan nulis di blog-. Gue baru bisa tertidur setelah jam 2 lebih. Hasilnya, ya gue telat bangun. Jam 07.30 terdengar ketukan di pintu kamar, hampir aja gue nggak bukain tuh pintu karena perasaan mengantuk. Tapi ajaibnya, kaki gue melangkah menuju pintu dan membukanya.
            “Sher, udah jam,.. OMG, jangan bilang belum mandi?” [Sasha]
            “Hah? Yaaahh telat bangun, duluan deh sha, mau mandi dulu, makasih udah bangunin”
            Buru-buru gue ambil handuk dan mandi, gue ngaca, dan ya, akhirnya paham, pantesan tidur gue nyenyak banget, semalam gue maskeran cantik, jadi muka terasa adem-adem gimana.. gitu. Setangah jam kemudian, gue udah selesai mandi, dan jam 08.00 udah berada di halte Teknik nungguin bikun yang sayangnya datang terlalu lama..
            Sampai dikampus jam 08.30, perasaan pagi itu masih biasa, terlebih karena 1 jam sebelumnya masih ada ditempat tidur. Namun menit demi menit berlalu, dan perasaan bersemangat sekaligus tegang kembali datang. Terlebih ketika mendengar suara sayup-sayup tak sampai dari luar gedung Kom.
            “Kak Ijonk udah datang”
            Deg! Jantung gue semakin deg-deg an. Please, jangan salah pengertian, tapi dengan datangnya beliau semakin menegaskan bahwa waktu talkshow nya semakin dekat. kembali gue mengingat poin-poin penting yang dituliskan di TOR sebelumnya. Kemudian..
            “Sherly, ayo ngomong diluar dulu sama pembicaranya, diskusi dulu nanti Talkshownya mau kayak gimana” suara Ridho yang kecil tapi terdengar menggelegar dikepala gue.
            “Ngobrol, Dho? Kak Manshur juga udah datang?” [gue]
            “Iya, buruan!” [Ridho]
            “Ridho aja deh yang diskusi,” [gue]
            “Nggak bisa gitu dong, sher, ayo buruan, nanti kan di depan ngobrol juga. Ditemenin, ayo”
            Masih dengan grogi parah, gue akhirnya jalan juga ke tempat 2 pembicara itu duduk. Bunyi sepatu gue bener-bener nyaring saat itu, semoga bisa meredam detak jantung yang udah bikin konser sendiri.
            “Hallo, kakak.. saya Sherly” [gue]
            “Hallo, santai aja, nggak usah takut ,..” [Ijonk]
            “Hahaha, iya nih, kak, grogi soalnya. Sama Kak Manshur apalagi. Ngerasa terharu juga nih kak, kemaren waktu SMA, saya pernah study tour ke UI, terus yang menyambut adalah Kakak.” [gue]
            “Hahaha, iya, kamu yang dari Padang itu kan?” [Manshur]
            “Hah, Kepadang?” [Ijonk]
            “Bukan, mereka yang kesini” [Manshur]
“Iya kak, jadi waktu aku masih bocah-bocah gitu kesini, Kakak Manshur ini kasih kita motivasi gitu, sampai kemudian aku berhasil masuk ke UI, FISIP pula. Sekarang, malah akan satu meja sama kakak dalam satu acara. Gila, senengnya bukan main deh kak..” [gue]
Pembicaraan kemudian berlanjut agak serius, Agak. Akhirnya Gue kembali bisa yakin dan tenang sembari berharap acara talkshow nya akan baik dan tidak mengecewakan panitia yang udah beberapa minggu ini bekerja dengan keras.. akhirnya it’s time to talkshow. Grogi, pastinya, tapi gue nggak panik, salah satu kelebihan gue adalah, gue akan berbicara dengan baik disaat rumit seperti itu, bahkan gue sendiri kaget, widih, ngomongnya lancar, padahal waktu latihan sebelumnya ngomongnya nggak selancar itu, haha
Talkshow berjalan dengan menyenangkan, beberapa kali gue melemparkan guyonan yang secara spontan keluar begitu saja. Pembicara memang benar-benar orang yang bersahabat, setidaknya banyak ngomong, jadinya gue nggak bingung untuk mencari cara memancing pembicara untuk bisa aktif ngomong. Banyak hal yang gue dapatkan hari ini, berikut kutipan keren dari mereka:
[Ijonk] “Bakat dan Keinginana harus beriringan, tidak perlu jago menulis, cukup terus menulis aja sampai punya cirri khas”
[Manshur] “Kita harus punya motivasi dalam menulis, entah itu hadiah atau apa pun, yang penting motivasi itu terus meningkat”
[Manshur] “Menulis adalah salah satu sarana konkret untuk menyelesaikan masalah bangsa, asalkan gak kritik doang, tapi solutif”
[Ijonk] “Kalau ciri khas saya, ya biasa menulis dengan dimulai judul yang keren, jadinya akan menarik untuk dibaca”
Pokoknya, the best deh, pengalaman jadi moderator talkshow hari ini, belajar banyak hal juga.

[ini waktu studytour SMA, sayang gue nggak ada di Foto ini]


Habis dari kampus, gue pun bertolak ke Mang Engking, ada undangan makan siang bareng keluarganya Mia, sampai disana jam 1.
Tararenkyu, Mia dan keluarga :)


Setengah jam kemudian gue harus buru-buru berangkat ke Salemba Group Cileungsi. Untunglah langkah gue dimudahkan, meskipun terkena macet juga, tapi gue Cuma telat 15 menit sampai di SG itu.
Hari ini jadwalnya gue ngajar anak kelas 6 SD, sumpah ribut parah, bahkan ketika gue ngenalin nama, Sherly Tricia Ningsih, malah diisengin sama mereka, kak, aku boleh panggil Cia nggak? Terus ujung-ujungnya “CIA, CIA, CIA!” hari itu gue mau nggak mau lebih muter otak, nggak Cuma ngajar mereka, namun juga bisa masukin materi pelajaran disela-sela games. 
Habis ngajar SD kelas 6 gue diminta ngajar mobile di SG cibubur, emang sih di antar jemput, tapi gila, capek banget gue. Malamnya ngajar anak kelas 11 IPS A dan yang datang Cuma satu orang, namanya Ricky. Dia minta diajarin tentang Management, yaah, tapi gue nggak prepare dan nggak punya bahannya. Terus dia inisiatif, dia bawa Laptop, dan kita buka internet, nyari bahan, dan gue ngejelasin Management dari bahan itu. Alhamdulillah semuanya berjalan lancar, anaknya cooperative, jadinya nggak kaku..
Senang, terlebih ketika malamnya pulang ngajar, capek, baca SMS ucapan terima kasih buat hari itu, jadi bener-bener bikin tenaga pulih kembali. J
Hari itu jadi pengalaman yang nggak bisa dibeli, bahkan tiket Suju sekalipun, meskipun pada dasarnya gue sedih juga nggak bisa nonton L



                                                                                    Sherly, 28 April 2012


Jumat, 27 April 2012

Coretan Hari Ini


Terkadang kaget dengan apa yang pernah diri sendiri fikirkan. kadang hal tersebut terlalu jenius. bahkan terkadang suatu hal itu terkesan sepele, dan karenanya tidak ada kepercayaan diri untuk mengungkapkan pemikiran tersebut.

Namun, ketika ada orang lain yang menyampaikan hal yang sama, tiba-tiba kamu merasa hal tersebut memang luar biasa. hal yang kemudian kamu rasakan adalah penyesalan.
sedih bukan. beranilah berbicara, beranilah berpendapat, memang bukan asal berpendapat, tapi ketika itu adalah hal yang solutif, kenapa tidak?




#renungan sebelum tidur



[Re-post] HIDUP BAHAGIA











                                  
           

Happy Birthday Rahma



hari ini ulang tahun Rahma, jadi ke ingat beberapa tahun sebelumnya. saat pertama kali kami merayakan ulang tahunnya. aku, Icha, Hilda dan Ifne. bela-belain begadang dan tepat jam 12 malam berjalan ke rumahnya Rahma. persiapan ulang tahun dia udah kita lakuin beberapa hari bahkan 1 minggu sebelumnya, hingga membangun kerja sama dengan keluarganya dia, Mama, dan juga adik laki-lakinya.
Alhamdulillah semua berjalan sukses, dan menjadi penguat persahabatan kami saat itu.
merayakan ulang tahun bersama menjadi kebiasaan bagi kami setelahnya. bermacam-macam bentuk kejutan, meskipun tidak semua berhasil dan sesuai rencana, namun tetap indah pada akhirnya.

Ingin sekali merayakan ulang tahun bersama mereka lagi.
kapan-kapan mau nulis tentang kepribadian mereka :)




LOVE YOU GUYS :)

Coretan hari ini (lagi)

Sebagian orang mungkin beranggapan bahwa menulis Diary itu cengeng, dan selalu di 


identikkan dengan perempuan manja, feminin. tapi bagiku, dengan menulis diary, kemudian 


beberapa tahun setelahnya kembali membaca tulisan ku itu, banyak hal yang bisa aku 


dapatkan. hal itu membantu ku kembali tersadar apa yang pernah menjadi mimpi ku. aku 


belajar dari pengalaman-pengalamanku. aku semakin kenal dengan diri ku. diary itu 


menggunakan bahasa yang spontan. sederhana tapi maknanya dalam, karena ditulis dengan 


perasaan.




ketika sedih, senang, marah, haru, semua itu tergambar dalam tulisan itu. ketika 


membacanya aku seperti menyelam kepada masa lalu. bukan untuk aku tangisi, tapi untuk aku 


pahami dan mengerti, semoga kedepannya menjadi lebih baik.. ♥




 #curhatan sore hari



Coretan Sore ini

Terkadang kaget dengan apa yang pernah diri sendiri fikirkan. kadang hal tersebut terlalu jenius. bahkan terkadang suatu hal itu terkesan sepele, dan karenanya tidak ada kepercayaan diri untuk mengungkapkan pemikiran tersebut. 


Namun, ketika ada orang lain yang menyampaikan hal yang sama, tiba-tiba kamu merasa hal tersebut memang luar biasa. hal yang kemudian kamu rasakan adalah penyesalan. 
sedih bukan. beranilah berbicara, beranilah berpendapat, memang bukan asal berpendapat, tapi ketika itu adalah hal yang solutif, kenapa tidak?

#renungan sebelum tidur

Sabtu, 21 April 2012

UNTITLE

Maaf, blog ini jadi nggak bertema.. bukan karena apa-apa, karena sekarang yang gue suka cuma nge-post apa-apa yang menurut gue bisa dikonsumsi khalayak ramai.
nggak suka?
abaikan

Pemikir Dinamis


Tipe Pemikir Dinamis adalah orang-orang yang penuh percaya diri dan mandiri. Mereka memancarkan antusiasme dan energi. Tipe Pemikir Dinamis mengejar tujuan-tujuan mereka dengan aktif dan penuh semangat. Tak ada yang lebih mereka cintai dibanding tantangan-tantangan baru. Tipe ini dilahirkan sebagai pemimpin, kompeten, penuh semangat, dan bertanggung jawab. Mereka memiliki mata yang tajam dalam melihat kesalahan dan dapat mengritik tanpa kenal ampun jika melihat kesuksesan suatu proyek terancam bahaya. Mereka sama sekali tidak peduli apakah mereka mengasingkan orang lain dalam prosesnya. Tapi mereka selalu menerima argumen-argumen objektif; mereka sangat menyukai diskusi, sangat berbakat retorika, dan pandai meyakinkan serta menyemangati orang lain.

Karena sangat mudah bergaul, tipe Pemikir Dinamis suka jika dikelilingi banyak teman, lebih disukai jenis yang dengannya mereka dapat berbagi minat dan berdiskusi mengenai beragam jenis topik. Mereka sangat blak-blakan tapi tidak pernah dengan maksud jahat. Kalau Anda tahan dihujani kata-kata yang diucapkan tanpa tedeng aling-aling, Anda bisa mendapatkan teman yang setia dan penasehat yang teguh dalam diri mereka. Segala sesuatu yang baru dan tidak dikenal merangsang tipe Pemikir Dinamis dan membangkitkan rasa ingin tahu mereka. Namun demikian, peraturan, rutinitas, dan hal-hal tradisional membangkitkan penolakan mereka. Jika sesuatu tidak berjalan sebagaimana mereka inginkan, mereka dapat bereaksi agak bebal dan keras kepala.

Tipe Pemikir Dinamis berharap banyak pada diri mereka sendiri dan orang lain. Siapa pun yang tidak cocok dengan rencana mereka tidak akan ditolerir. Kadang-kadang mereka tampak agak kejam karena keterusterangan mereka. Pasangan dan keluarga juga merasa sulit memuaskan tipe Pemikir Dinamis. Mereka tahu persis apa yang mereka inginkan dan berkompromi tak pernah terpikir oleh mereka. Barangsiapa memiliki tipe Pemikir Dinamis sebagai pasangan harus memiliki kepribadian kuat dan memiliki kemandirian tinggi serta rasa percaya diri yang cukup untuk memberi sedikit perlawanan kepada tipe pendominasi ini. Biasanya, bagi tipe Pemikir Dinamis, hubungan dengan pasangan hanya berada di urutan kedua setelah pekerjaan mereka. Namun mereka suka memiliki pendamping yang setara dengan mereka secara intelektual, yang dengannya mereka dapat mengejar tujuan-tujuan bersama dan mengadakan diskusi-diskusi menarik sepanjang malam; lebih disukai diskusi-diskusi faktual – hal-hal sentimental dan asmara bukan kegemaran mereka.

Pohon Tua : from: Latest Article


Terdengar suara dedaunan bergesekan oleh angin. Mentari pun tak enggan memberikan cahayanya yang hangat. Suasana di pegunungan begitu damai. Sudah lebih dari 100 tahun kurasakan suasana seperti itu.Aku adalah pohon tua yang berdiri di antara suasana seperti itu setiap harinya. Setiap pagi aku menghirup gas karbondioksida dan menyerap air untuk bahan makanan yang aku masak. Dengan bantuan matahari, aku memasak dan mengahasilkan gas oksigen untuk manusia dan hewan.Aku adalah pohon terbesar di pegunungan. Seorang gadis kecil dan teman-temannya memanggilku Mutiara, Si Pohon Tua. Daunku begitu lebat dan berkumpul sehingga membentuk bulat. Siang atau pun malam , daunku memantulkan sinar mentari atau pun bulan yang memebuatku seperti mutiara besar di pegunungan.
Setiap pagi sampai sore, gadis kecil dan teman-temannya bermain di bawah daun-daunku yang teduh. Mereka berteduh dan bermain dengan sangat gembira. Namun lama-kelamaan mereka tumbuh menjadi dewasa. Mereka tidak lagi bermain di bawah dedaunku.
Sudah sepuluh tahun berlalu semenjak gadis kecil dan teman-temannya meninggalkanku. Pohon-pohon lain di sekitarku pun satu per satu ditebang. Aku semakin kesepian. Tak ada yang merawatku. Buahku pun membusuk di rantingku lalu jatuh ke tanah. Daun-daunku juga berguguran. Tanah di sekitarku kotor oleh daun dan buah yang membusuk. Burung-burung juga tak berkicau dan membuat sarangnya di rantingku lagi. Yang tertinggal hanyalah sarangnya yang tak berpenghuni. Yang dapat kulakukan pun hanya menunggu sesuatu yang ditentukan oleh Tuhan.
Suatu hari ada seorang gadis cantik jelita menemuiku. Ia mengelusku dan menatapku dengan iba. Ia membersihkan buah dan dedaunan yang busuk di sekitarku. Kemudian ia beristirahat di bawah daun-daunku yang rimbun. Dia menulis sesuatu di sebuah buku sambil bersenandung.                Sekarang aku ingat. Gadis itu adalah gadis kecil yang sama 10 tahun yang lalu. Andai aku bisa bicara dengannya, aku akan berterimakasih padanya. Namun aku juga sudah bahagia dengan adanya gadis kecil di sampingku.
Setiap pagi ia menemuiku. Membersihkan halaman di sekitarku dan memberiku cukup air. Namun suatu hari saat gadis kecil menemuiku, ia mengelusku dan menangis di bawah daun-daunku. Aku bingung, mengapa ia menangis? Aku ingin menghiburmu. Duduklah di bawah daun-daunku yang teduh. Bersenandunglah untukku. Aku akan menjagamu, gadis kecil.
Namun di hari itu ia tidak bermain di bawah daun-daunku. Ia pergi. Apa yang sebenarnya sedang terjadi? Andai aku punya kaki, aku akan mengejarmu.
Keesokan harinya, banyak orang yang menghampiriku. Apakah mereka ingin bermain denganku? Hatiku sangat bahagia. Akan tetapi, mereka malah menebangku. Aku sedih, mungkin ini sudah saatnya aku ditebang. Aku memang pohon tua yang tak berguna.                Saat ditebang, aku melihat gadis kecil menatapku dengan rasa iba. Maafkan aku, gadis kecil. Aku tak dapat bersamamu lagi. Padahal aku ingin selalu di dekatmu.
Seluruh daunku dipangkas dan dibakar. Ranting-rantingku dijemur dan dijadikan kayu bakar. Buah-buahku yang masih bagus dijual. Batangku dibuat menjadi kursi goyang. Aku hidup di kursi goyang tersebut. Aku diletakan di dalam sebuah rumah. Setiap hari aku diduduki oleh seorang gadis cantik. Tidak lain gadis itu dalah gadis kecil.Aku senang. Ia masih bersenandung untukku. Terimakasih, Tuhan! Sekarang aku dapat memberikan kenyamanan lagi untuk gadis kecil. Bahkan sampai tua pun gadis kecil masih bersamaku.

Jumat, 20 April 2012

Gara-gara Iseng

            Emang ya, hidup itu emang punya alur, dan nggak mungkin semuanya berjalan seperti yang kita harapkan gitu aja. Kejadian belakangan ini bener-bener bikin gue selalu pengen liburan, dan liburan. Hal ini bukan tanpa alasan, gue udah pernah menganalisa diri gue, dan sadar bahwasanya teman-teman disekitar gue akan memberikan pengaruh pada kejenuhan dan mood gue.

            Kemaren gue sama Jely emang niatnya bercanda sama Sasha dan bener-bener nggak nyangka kalau dampak yang kami timbulkan akan seperti itu. Rabu, 18 April 2012, gue sama Jely jalan ke kamar mereka (Gya, Shasa). Awalnya sih karena si Jely pengen liat kamar baru anak-anak itu. Ya udah, gue sama Jely pun jalan ke kamar mereka, berdiri di depan pintunya, bahkan gya nggak sadar kalau kita berdua ada disana. Tabjub melihat hal itu, iseng, kami mencoba ngambil kertas yang ada di meja dekat pintu saat itu, dan masih, Gya nggak sadar.

            Nggak berapa lama, shasa datang barengan sama Fiska, kami pun menceritakan kejadian barusan. Masih, gya gak sadar, niat iseng gue kembali muncul, gue comot tuh, tas sasa yang ada dekat meja itu, berdua sama Jely lari ke kamar kita sambil tertawa geli. Satu hal yang gue sama Jely yakin, kalau shasa ataupun fiska sadar akan hal itu. Malam itu, gue sama Jely nungguin sasa bakalan jemput tasnya ke kamar kita, dan ting tong.. nggak ada. Oke, mungkin shasa capek dan bakal ngambil tas nya besok pagi, dan gue malam itu tanpa beban apalagi merasa bersalah, tidur dengan nyenyak setelah sebelumnya begadang dulu sama Jely (bahkan gue baru tidur setelah sholat subuh).

             Besok paginya, sekitar jam 7 lewat (gue lupa), gue denger ada ketukan dipintu, gue yakin itu sasa. Benar saja, itu memang sasa, tapi ada yang aneh, matanya sembab, dan dengan suara menahan tangis dia bilang “Sher, tas urang hilang” (Sher, tas ku hilang)

             OMG! Gue nggak nyangka kalau dia bakalan nangis dan malam itu bener-bener nggak sadar kalau tasnya dia gue ambil. Tanpa ekspresi dan karena baru bangun tidur juga, gue masuk kamar, mengambil tasnya yang dari semalam tidur cantik di tempat tidur gue, terus menyodorkannya ke tangan sasa. Dia nangis, lega sekaligus kesal.

             Mengabaikan itu semua, karena masih antara sadar dan nggak sadar, gue lansung masuk kamar lagi, dan TIDUR! Satu kebodohan di pagi itu, karena nggak ada kata maaf dan muka khawatir yang gue tunjukin ke shasa.. parahnya, bahkan gue menutup pintu kamar kembali saat sasa masih ada di depan kamar gue sambil memeluk tasnya..

             Jam 9 lewat gue kembali bangun, karena emang hari itu nggak ada kuliah (gue bahkan lupa ada seminar yg udah gue tunggu-tunggu untuk gue datangi! Sial!) gue menganalisa kejadian pagi itu, dan kembali mengingat ekspresi pucat sasha.. aduuh, jadi ngerasa bersalah, sekaligus ngerasa ‘nggak ngerti’, kenapa sampai sasha sama gya nggak punya clue kalau yang ngambil tas semalam itu gue sama Jely. Gue cerita ke Jely (dia juga baru bangun jam 9 lewat itu, hehe Ujung-ujungnya perasaan bersalah sama sekali hilang, karena emang gue nggak bermaksud bikin sasha kesal apalagi nangis kayak gitu..

           Hari itu, kamis, 19 April 2012, ARC penelitian dan SG kelompok 1 rencananya datang ke acara Salam Research day, Dan nggak ada satupun yang datang, kecuali gue. Kesal emang, trus SMS sasha, dan dia bilang ada rapat salam, dan tidak ada kata-kata maaf dalam sms dia itu, Ok, gue menyimpulkan kalau dia masih kesal.. haduh, ternyata hal ini masih berlanjut besok harinya, tepanya hari ini, (Jum’at 20 April 2012), dia jadi nggak banyak ngomong, dan keliatan banget masih badmood.

          Gue berusaha untuk nggak kepancing badmood juga, berusaha.. berusaha….berusaha.. dan akhirnya gue harus nulis untuk berusaha nggak badmood juga.

           Emang sih, dampak dari becandaan gue, malah bikin dia panik, sedih, kesal, bahkan sampai udah ke ATM ngambil duit buat beli tas baru, udah nelpon mamanya juga.. tapi sumpah, gue nggak bermaksud kayak gitu, kirain gue dia malam itu tau gue iseng ngambil, dan pengen bikin dia capek ke kamar gue untuk jemput tasnya, tanpa ada pemikiran kalau tasnya hilang dicuri sama orang.. semoga hal ini cepat selesai, dan nantinya jadi kisah indah yang bisa kami rangkai dalam masa-masa kuliah kami sebagai anak rantau. Love u AB’ers.. 





Powered By Blogger